Perbaikan Tanah dengan Geotextile yang Efisien

Tahap perbaikan tanah menjadi salah satu bagian yang penting sebelum dilakukan pembangunan konstruksi. Perbaikan tanah bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan geotextile.

Perbaikan tanah dengan menggunakan geotextile masuk ke dalam kategori perbaikan mekanis atau maju. Hal ini tentu saja berkaitan dengan penggunaan material lain di dalamnya. Perbaikan tanah dengan menggunakan geotextile banyak dilakukan di daerah yang memiliki kondisi tanah tertentu, missal tanah lunak.

Fungsi geotextile ini dijadikan sebagai material untuk perkuatan tanah karena sifatnya yang kuat dan memiliki daya tahan tinggi terhadap tekanan dan tusukan. Selain itu, pemasangannya pada perbaikan tanah dengan geotextile ini dapat dikatakan mudah.

Selain perbaikan tanah dengan geotextile, ada juga beberapa perbaikan tanah yang menggunakan material lain. Bagaimana metode yang dipakai untuk perbaikan tanah dengan geotextile ini?

Metode Perbaikan Tanah

Perbaikan Tanah dengan Geotextile yang Efisien

Dalam dunia konstruksi, secara garis besar perbaikan tanah dengan geotextile ini dibagi menjadi dua metode. Yang pertama adalah perbaikan tanah secara tradisional dan perbaikan tanah dengan cara yang mekanis atau maju. Apa perbedaan di antara keduanya? 

Perbaikan Tanah Secara Tradisional 

Metode perbaikan tanah ini merupakan sebuah upaya dengan cara memberikan pupuk organik dalam peningkatan kesuburan tanah. Di sini bisa juga dengan pembentukan agregat yang lebih stabil, aerasi dan drainase tanah yang baik. 

Jika drainase dan kekuatan tanah sudah kuat, maka bisa mengurangi kadar erosi dan laju iar. Bahan organik tanah juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capcity), sehingga jumlah air tersedia bagi tanaman juga meningkat.

Perbaikan tanah secara tradisional berkaitan juga dengan kegiatan lain seperti penyebaran benih (penanaman bibit), perlindungan tanaman, dan panen. Tentu saja cara ini akan lebih banyak memakan waktu yang lama.

Perbaikan Tanah yang Mekanis 

Metode perbaikan tanah ini dilakukan dengan alat. Metode ini biasanya dilakukan terhadap tanah timbunan. Jenis tanah dapat berupa tanah berbutir halus maupun berbutir kasar. Pemadatan dapat dilakukan dengan cara gilasan, tumbukan, getaran, dan kombinasi a-c dan b-c.

Energi gilasan, tumbukan, dan getaran memiliki peran untuk mendorong udara dan air tanah dari rongga atau pori-pori tanah. Setelah dimampatkan, maka tanah akan lebih kompak dan kuat.

Cara gilasan dan tumbukan sangat cocok untuk tanah kohesif (berbutir halus), sedangkan cara gilasan dan getaran cocok untuk tanah non-kohesif (berbutir kasar). Alat pemadat kombinasi gilasan dan getaran yaitu Smoot wheel roller, cocok untuk tanah berbutir kasar. Sedangkan Pneumatic rubber tired roller cocok untuk tanah berbutir kasar maupun halus.

Baca juga: Tahap Pembangunan Jalan Aspal dengan Berbagai Metode

Usaha dalam Perbaikan Tanah

Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan dalam melakukan perbaikan tanah. Berikut penjelasannya:

Menggunakan Beton Pra cetak 

Beton pra cetak adalah bahan beton yang telah dibuat di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan. 

Sistem beton pracetak merupakan salah satu metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di era ini, selain itu juga praktis dan bermanfaatnya juga berdampak pada lingkungan serta mampu menghemat biaya konstruksi bangunan.

Serat Buatan atau Geotextile

Cara ini mulai banyak dipakai dalam dunia kontruksi. Geotextile adalah lembaran sintesis yang tipis, fleksibel, permeable yang digunakan untuk stabilisasi dan perbaikan tanah dikaitkan dengan pekerjaan teknik sipil. 

Pemanfaatan geotextile sendiri menjadi salah satu cara modern dalam usaha untuk perkuatan tanah lunak. Beberapa fungsi dari geotextile yaitu untuk memperkuat tanah lunak.

Perbaikan tanah dengan menggunakan geotextile tentu saja sangat efisien jika dibandingkan dengan beton atau cara tradisional.

Kelebihan geotextile untuk perbaikan tanah dengan berbagai pertimbangan adalah lebih awet dan mendukung beban yang besar seperti jalan rel dan dinding penahan tanah.

Sebagai lapangan pemisah, geotextile juga memiliki fungsi sebagai penyaring drainase dan sebagai lapisan pelindung. Perbaikan tanah dengan geotextile ini terbilang mudah karena materialnya yang fleksibel. 

Secara umum, jenis geotextile dibagi menjadi 2 yaitu woven geotextile (anyaman) dan non-woven geotextile (nir-anyam). Pengunaan Woven Geotextile akan memberikan hasil yang lebih baik sebab arah gaya dapat disesuaikan dengan arah serat, sehingga deformasi dapat dikontrol dengan baik. 

Sedangkan pada perbaikan tanah dengan Non-Woven Geotextile arah serat dalam struktur geotekstil tidak terarah, sehingga apabila dibebani maka akan terjadi deformasi yang sangat besar dan sulit dikontrol.

Tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perbaikan tanah dengan geotextile. Salah satunya adalah pengaruh sinar matahari atau UV.

Baca juga: Material Pembuatan Jalan yang Paling Banyak Digunakan

Menggunakan Alat Berat

Cara selanjutnya untuk proses dan metode perbaikan tanah adalah dengan menggunakan alat berat. Alat Berat atau Heavy Equipment adalah alat bantu yang digunakan oleh manusia untuk mengerjakan pekerjaan berat atau susah untuk dikerjakan dengan tenaga manusia.

Nantinya alat ini mampu membantu manusia dalam mengerjakan pekerjaan yang berat. Di Indonesia sendiri, sudah dikenal berbagai tipe alat berat, namun pada dasarnya tipe alat berat dibagi menjadi beberapa bagian.

Penggunaan Bahan Kimia

Usaha perbaikan tanah selanjutnya adalah dengan menggunakan bahan kimia. Usaha secara kimiawi dilakukan dengan cara mencampur tanah asli dengan bahan stabilitator yang dipakai harus memenuhi keriteria seperti dapat tercampur dengan tanah asli, dapat dipadatkan dengan baik, mudah dikerjakan dan mudah didapat, serta ekonomis.

Ada beberapa bahan stabilitator tanah antara lain adalah stabilisasi tanah dengan semen yang dapat diartikan sebagai pencampuran antara tanah yang telah dihancurkan, semen dan air. 

Kemudian dipadakan sehingga menghasilkan suatu material baru yang disebut Tanah-Semen (Soil Cement), dimana kekuatan karakteristik deformasi, daya tahan terhadap air, cuaca dan sebagainya dapat disesuaikan dengan kebutuhan untuk pekerjaan jalan, pondasi bangunan dan jalan, aliran sungai dan lain-lain.

Penyedotan atau Dewatering.

Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah selama konstruksi berlangsung, selain itu juga diperuntukkan pencegahan kelongsoran akibat adanya aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara cairan dengan padatan. 

Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan:

  1. Thickening merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%).
  2. Filtrasi adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (% solid = 100%).
  3. Drying adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%).

Demikian tadi beberapa penjelasan mengenai metode dalam perbaikan tanah dengan geotextile maupun bukan dengan geotextile yang dilakukan dalam dunia konstruksi. Perbaikan tanah sangat perlu dilakukan untuk menentukan kualitas bangunan yang nantinya akan berdiri. Semoga bermanfaat!