Penjelasan Mengenai Puisi Lama, Perbedaan Dengan Puisi Baru dan Contohnya

Bagaimana penjelasan mengenai puisi lama? Puisi merupakan salah satu karya sastra yang mengandung keindahan, pesan, dan makna. Puisi bukanlah baris-baris kata seperti kalimat yang memiliki makna lugas. 

Tidak ada batasan pengertian puisi hingga saat ini. Bahkan puisi tidak lagi dibatasi dengan rima, irama, atau matra. Puisi berkembang seiring dengan selera para penikmat seni sastra dan penyair yang menuliskannya.

Perlu pemahaman mendalam dan interretasi dengan banyak hal untuk memahami puisi. Bahkan puisi juga mampu memberikan makna berbeda kepada setiap pembaca. Ketika sudah dipublikasikan, makna puisi telah diserahkan kepada pembacanya.

Pengertian Puisi Lama

Penjelasan mengenai puisi lama ada dalam buku karya Ika Yuliana Putri yang berjudul Puisi Lama dan Puisi Baru. Buku ini juga menjelaskan tentang perbedaan puisi lama dan puisi baru serta contohnya. 

Dalam buku ini, pengertian puisi lama merupakan bagian dari sastra kebudayaan lama. Puisi lama memiliki keterikatan dengan aturan tertentu. Karena sifatnya masih tradisional, jumlah kata dan bait juga dibatasi dengan irama tertentu.

Penjelasan mengenai puisi lama dalam buku ini membuat pembaca paham bahwa tidak semua karya sastra berkembang dengan ditulis. Puisi lama umumnya disiarkan dari lisan ke lisan, tidak didokumentasikan dalam tulisan.

Keterikatan dengan berbagai macam aturan. Bentuk paling fenomenal dari puisi lama adalah pantun dan syair. Selain itu, ada mantra yang juga termasuk dalam jenis puisi lama, meskipun tidak semua orang menganggapnya sebagai karya sastra puisi.

Memahami puisi sebagai salah satu karya sastra juga bisa dipelajari melalui situs Academia. Tersedia berbagai materi sastra dan pelajaran lainnya di situs ini untuk memudahkan belajar siswa.

Perbedaan Puisi Lama dan Puisi Baru

Perbedaan penjelasan mengenai puisi lama dengan puisi baru terletak pada banyak hal. Diantaranya adalah diksi, susunan kalimat, irama, rima sampai perasaan. Setiap puisi dapat mencerminkan perasaan penyairnya.

Penulisan puisi sangat subjektif sehingga sangat tergantung dengan latar belakang penyair. Sedangkan latar belakang penyair sangat dipengaruhi oleh budaya, bahasa dan lingkungan pada zamannya. 

Puisi dianggap sebagai cermin dari budaya suatu zaman. Maka puisi lama dianggap sebagai cermin kebudayaan lama. Karena lekat dengan kehidupan penyair di zaman tersebut.

Sedangkan pengertian puisi baru dianggap sebagai cermin kebudayaan baru. Karena penyair moderh hidup di zaman modern. Sehingga aturan penulisan puisi juga mengalami perubahan dan tidak lagi terikat pada baris atau jumlah kata tertentu.

Penyair Puisi Lama

Berdasarkan ciri-ciri puisi lama tersebut di atas, ada beberapa penyair puisi lama yang terkenal di zamannya. Para penyair itu mengabadikan karyanya hingga dikenal saat ini. Beberapa penyair terkenal tersebut adalah:

  1. Hamzah Fansuri

Hamzah Fansuri dikenal sebagai bapak sastra melayu. Karyanya terkenal pada abad 16-17 Masehi. Selain pandai menulis syair, Hamzah juga merupakan ahli sufi, seorang intelektual dan merupakan perintis berbagai bidang keilmuan.

Contoh puisi lama karyanya yang terkenal antara lain adalah Syair Sidang Fakir, Syair Dagang, dan Syair Perahu. Karya Hamzah selalu kaya dengan nilai estetika. Isi syairnya selalu bernilai dakwah dan merupakan petunjuk mencari Tuhan.

  1. Raja Ali Haji

Raja Ali Haji merupakan penyair melayu yang lahir pada abad ke 18 di pusat kesultanan Riau-Linggau, Pulau Penyengat. Beliau juga merupakan pemerhati sejarah dan berhubungan baik dengan para penguasa pada zaman itu.

Ayah Raja Ali Haji juga merupakan seorang intelektual muslim yang banyak menghasilkan karya sastra. Syair Raja Ali Haji yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas. Selain itu ada Syair Suluh Pegawai, Salsasilah Melayu, dan banyak lainnya.

Lewat karya tulisnya, Raja Ali Haji juga berhasil menghubungkan sejarah Bugis di wilayah Melayu dan sultan-sultan Melayu. Beliau juga yang pertama kali menyusun pedoman bahasa melayu yang kemudian menjadi dasar bahasa Indonesia. 

Bahasa melayu baku ini kemudian dijadikan pedoman bahasa Indonesia dan ditetapkan pada Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 

  1. Lie Kim Hok

Penyair keturunan Tionghoa ini lahir di Bogor pada abad 18. Setelah mendapat pengetahuan bahasa Melayu dari seorang pendeta Belanda, Lie Kim Hok mampu menyajikan berbagai karya sastra melayu yang rapi. 

Beberap syair karya Lie Kim Hok berjudul Syair Tjerita Siti Akbari, yang sukses secara komersil maupun kritis. Bahkan hingga dicetak ulang dan disadur menjadi film pada tahun 1940. Syair ini merupakan adaptasi dari Sjair Abdoel Moeloek.

Baca juga: Apakah Stroke Hemoragik Bisa Sembuh

Lie Kim Hok dikenal sebagai Bapak Sastra Melayu Tionghoa. Berkat karyanya, banyak buku-buku berbahasa Tionghoa diterjemahkan atau disadur ke dalam bahasa Melayu. Sehingga pengetahuan dari Tionghoa masuk ke Indonesia.

Pelopor Pergerakan Puisi Baru

Mulai abad 19, karya sastra mengalami perubahan. Baik dari pilihan kata, tema, serta pola penulisannya. Beberapa penyair yang menjadi pelopor pergerakan sastra menuju puisi baru adalah Muhammad Yamin, Rustam Efend, dan Sanusi Pane.Penjelasan mengenai puisi lama juga dapat disimak melalui situs Academia. Tempat belajar praktis dan lengkap untuk berbagai materi. Mulai dari pelajaran tingkat sekolah dasar, menengah, hingga kuliah.