Tahap Pembangunan Jalan Aspal dengan Berbagai Metode

Jalan raya biasanya dibangun dengan menggunakan aspal. Mayoritas, pembangunan ini menggunakan jalan aspal hotmix. Aspal hotmix bisa juga dikenal sebagai aspal beton. Material yang menyusun bahan ini adalah campuran antara agregat halus dan kasar dengan pengikat berupa aspal. Ada beberapa tahap pembangunan jalan aspal ini.

Tahap pembangunan jalan yang biasa dilakukan dalam dunia konstruksi ini disusun untuk membuat proyek yang maksimal. Tujuannya adalah agar tepat sasaran, tepat fungsi, dan memiliki usia jalan yang lama atau awet. Apa saja tahap dalam pembangunan jalan aspal ini?

Tahap Pembangunan Jalan Aspal

Persiapan Pembersihan Jalan

Tahap pertama dalam proses pembangunan jalan aspal adalah dengan melakukan pekerjaan pemetaan (Pengukuraan badan Jalan). Tahapan pekerjaan ini dilakukan agar badan jalan sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Setelah itu, pembangunan jalan tentu saja akan melewati tahap ini. Sebelum melakukan pembangunan, hal yang harus dilakukan adalah melakukan survei lokasi. Lokasi suatu tempat tentunya memiliki kondisi yang berbeda-beda.

Ada daerah yang hanya ditumbuhi rumput saja, tetapi banyak pula yang dipadati oleh semak belukar dan pepohonan. Maka tahap pertama adalah melakukan pembersihan. Biasanya tahap ini meliputi pembersihan semak belukar, penebangan pepohonan, dan memangkas hingga ke akar. 

Pembersihan juga berlaku untuk batu-batu yang berada di jalur yang akan dibangun jalan. Biasanya bongkahan batu yang besar bisa menyebabkan gangguan dalam pelaksanaan pembangunan jalan. 

Bongkahan batu-batu tersebut bisa dipindahkan dengan cara didorong, atau dipecahkan sehingga menjadi batu-batu berukuran kecil. Perlu diingat bahwa tahap ini cukup memakan waktu yang lama dalam proses persiapan pembangunan jalan. Tahap ini bisa disebut dengan pekerjaan Clearing and Grubbing.

Pemasangan Geotextile untuk Tanah Khusus

Jika tanah yang dibangun memiliki kriteria khusus, misalnya tanah lembab dan tidak kuat, maka bisa menambahkan material geotextile, karena fungsi geotextile itu sendiri menahan tanah. Tahap pembersihan lahan di atas juga bertujuan untuk mencegah material mudah sobek. Geotextile biasanya rentan terhadap benda tajam dan membuatnya mudah rusak.

Setelah pembersihan sudah selesai dilakukan, maka tahap berikutnya adalah mulai menggelar geotextile di atas permukaan tanah. Pastikan geotextile terhampar dengan rata, tidak bergelombang dan tidak berkerut.

Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan penyambungan geotextile. Biasanya satu roll geotextile tidak akan cukup untuk melapisi seluruh panjang jalan, bahkan seringkali juga kurang untuk menutupi lebar jalan. 

Oleh karena itu, pembangunan jalan akan melakukan penyambungan agar material geotextile dapat menutup seluruh bidang tanah. Untuk penyambungan dilakukan dengan cara dijahit dan pastikan setiap sambungan saling melewati atau overlap.

Baca juga: Tips Memilih Alat Press Velg agar Mendapatkan yang Berkualitas

Melakukan Pekerjaan Tanah

Setelah tahap pembersihan selesai dilakukan, maka proses selanjutnya dalam pembangunan jalan adalah melakukan pekerjaan tanah. Apa itu pekerjaan tanah? Pekerjaan tanah biasanya terdiri dari penggalian drainase dan pengurugan pada tempat-tempat yang membutuhkan urug atau timbunan.

Pekerjaan tanah memiliki tujuan untuk membentuk badan jalan. Tahapan ini bisa disebut juga dengan pekerjaan stripping. Tanah dipadatkan secara maksimal untuk mendapatkan kualitas yang baik. Penimbunan sendiri bisa dilakukan lapisan demi lapisan dengan ketebalan 15 cm. Sebelum menambahkan lapisan selanjutnya, perlu dilakukan pemadatan yang benar.

Setelah selesai dengan pekerjaan tanah, maka tahap selanjutnya dalam pembangunan jalan ini adalah membangun saluran air di kanan kiri ruas jalan. Kemudian lakukan pengukuran ulang agar ketinggian badan jalan sesuai dengan standar. 

Selain itu, pekerjaan ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bentuk elevasi permukaan sesuai gambar yang  direncanakan. Untuk mengetahui elevasi jalan yang dibangun, perlu menggunakan alat ukur Theodolit.

Tahap Pekerjaan Drainase

Proses pembangunan jalan tidak boleh melewatkan tahap ini. Tahap drainase sangat penting dalam pembangunan jalan raya, khususnya aspal. Tujuannya adalah untuk menjaga daya tahan jalan. Jika drainase tidak diperhatikan, akan menyebabkan erosi dan mengurangi daya dukung badan jalan. 

Sistem drainase yang dimaksud dalam proses pembangunan jalan ini adalah tahap bagaimana air bisa mengalir keluar dari permukaan jalan. Bisa juga ke saluran pinggir jalan yang dapat menampung aliran air dari permukaan jalan,  saluran air di sisi luar jalan yang mampu menampung air agar tidak masuk ke ruas jalan. PIlihan drainase lain adalah gorong-gorong di bawah ruas jalan yang mengalirkan air melintasi ruas jalan.

Perkerasan Badan Jalan

Perkerasan badan jalan atau gravelling adalah sebuah tahap dalam pembangunan jalan untuk membuat lapisan permukaan badan jalan menjadi lebih kuat. Kuat atau tidaknya adalah bisa menahan segala cuaca, panas maupun hujan serta tak mengalami perubahan saat menerima beban. Selain itu, air juga tidak boleh gampang masuk.

Tahap ini biasanya menggunakan lapisan batuan alam. Tingkat ketebalan perkerasan ini antara 15 cm sampai dengan 20 cm sebelum masuk ke tahap pemadatan. Material yang biasanya digunakan adalah batu, pasir dan tanah liat dengan komposisi batu 35% sampai 65%, pasir 20% sampai 40%, dan tanah liat 10% sampai 25%.

Tahap Pekerjaan Pemadatan

Tahap paling penting dalam proses pembuatan jalan raya adalah pemadatan. Tujuannya adalah membuat tanah makin kuat. Pemadatan ini bertujuan untuk mengurangi volume lapisan tanah dan mendorong partikel tanah semakin padat. 

Ada empat metode dasar dalam pemadatan tanah, yaitu penumbukan lapisan tanah secara mekanis atau manual, mesin roller, pemadatan dengan menggunakan getaran, dan pemadatan alami.

Jika pemadatan telah selesai, maka selanjutnya adalah pekerjaan Sub Base Course (Lapis Pondasi Bawah). Tahap ini dalam pembangunan jalan dilakukan setelah lapisan sub grade memenuhi standar kepadatan. 

Selanjutnya adalah melakukan penghamparan material pondasi bawah berupa batu kali atau batu limstone menggunakan alat transportasi Dump Truck. Setelah itu diratakan dan dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem Roller.

Jika tanah tersebut menggunakan geotextile, maka pemadatan tanah bisa dilakukan di atas lapisan Geotextile. Untuk meratakan lapisan timbunan tanah ini bisa menggunakan alat berat. Alat berat yang dipakai juga harus disesuaikan beratnya agar tidak terjadi peregangan pada geotextile.

Fungsi Utama Lapisan Sub Base Course 

Fungsi sub base course menjadi bagian kontruksi jalan yang menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Kemudian mampu mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal. Dan berfungsi sebagai lapisan peresapan agar air tidak terkumpul di pondasi .

Sub base course ini dilakukan dengan memulai pemadatan di pinggiran jalan dan area yang rendah ke arah yang tinggi. Jika sudah cukup tinggi, maka bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

Tahap Pekerjaan Base Course (Pondasi Atas)

Tahap ini juga dikenal sebagai pondasi atas. Biasanya penghamparan material pondasi bawah berupa sirdam dan menggunakan dump truck. Kemudian diratakan lagi dengan tandem roller, lapisan ini dibuat untuk menyempurnakaan daya dukung beban juga sebagai bantalan terhadap lapis permukaan.

Dalam dunia konstruksi seperti kontruksi jalan contohnya, material terbaik untuk lapis pondasi atas adalah campuran 70% batu pecahan berwarna abu keputihan ukuran 1 sampai dengan 5 cm,dan 30%  lagi campuran abu batu atau pasir. Lakukan cara ini sampai rata.

Sebelum melakukan penghalusan di lapisan atas (ATB =Asphalt Treated Base) atau ACB, diperlukan lapis resap pengikat antara base Course dan ATB. 

Pekerjaan Hotmix Binder Coarse  atau Lapisan Atas ATB

Setelah melakukan pengecoran dengan prime coat, kemudian dilakukan pelapisan atas. Tahapan ini menggunakan material ashpalt jenis ATB (Asphalt Treated Base) atau AC-BC Dan pelapisannya menggunakan mesin finisher lalu di padatkan menggunakan mesin TR.

Sebelum dihamparkan, lapisan atas ini perlu dicor tack coat (lem perekat antara ATB dengan asphalt hotmix) dan pembersihan debu dengan Air compressor.

Tahap Pekerjaan Surface Course (Lapisan Permukaan)

Pekerjaan selanjutnya dalam tahap pembangunan jalan aspal setelah dicor tack coat adalah melakukan penghamparan lapisan permukaan. Cara ini menggunakan Asphalt hotmix dan penghamparannya sama menggunakan mesin finisher. Kemudian dipadatkan mengunakan Tandem Roller

Pekerjaan Finishing

Tahap terakhir dalam proses pembangunan jalan adalah pemadatan dan penghalusan. Untuk melakukan pekerjaan ini bisa dilakukan dengan pemadatan dan perataan jalan menggunakan alat Peuneumatic Roller. Setelah itu, bisa dilakukan pengerjaan marka jalan sebagai tahapan akhir.

Demikian tadi berbagai tahap dalam pembangunan jalan raya dengan menggunakan metode aspal hotmix. Masing-masing tahap tidak boleh dilewatkan agar mendapat hasil yang maksimal. Semoga bermanfaat!